Dulu bagi saya, itu semua bullshit.
Tapi sekarang saya baru tahu, kita tidak boleh menganggap hal itu bullshit kalau kita belum mencobanya sendiri.
Pertama kali menyadari "keajaiban" dari sebuah target itu ketika mengikuti ujian MTK di sekolah dua minggu yang lalu.
Awalnya hanya main-main, memasang target "harus dapat nilai 100 untuk ujian MTK". Memang hanya main-main waktu itu, tidak berpikir apa-apa. Tapi tanpa saya sadari, saya benar-benar berusaha mencapai target itu. Finally, waktu pemberitahuan nilai hasil ujian MTK, saya dapat nilai 100. Saya salah satu dari dua orang yang mendapat nilai 100 di kelas saya.
Tidak hanya di mata pelajaran MTK, tapi juga di 7 mata pelajaran lainnya dari total 16 mata pelajaran. Sisanya masih lulus dengan nilai memuaskan.
Empat hari yang lalu, satu hari sebelum pengambilan raport, teman-teman memberitahu saya kabar gembira yang cukup mengejutkan. Saya juara umum 1 untuk kedua kalinya. Ya, untuk kedua kalinya di sekolah itu. Tapi bagi saya, itu baru pertama kalinya saya mendapat juara umum 1. Karena di semester sebelumnya, itu bukanlah juara umum milik saya. Itu kesalahan perhitungan nilai rata-rata.
Dan kabar itu mengingatkan saya akan satu hal. Begitu tiba di rumah, saya membuka notes di HP saya. Tertulis jelas di sana:
"Today, I get this because of mistake. This is not my award. Maybe they will laugh at me and say that I'm not the real winner, I can't get this award. But, no problem. Let them laugh at me. But I'll prove to them, that one day, I will get this award again. Without any mistake. - 22 Desember 2012"
Target. Itu target yang saya tulis sehari setelah pembagian raport semester ganjil. Saya baru sadar, itu sebuah target luar biasa yang saya tulis waktu itu. Dan saya mendapatkannya. Saya benar-benar berhasil mewujudkan target itu. Tanpa kesalahan apa pun.
My trophy
Dan ancaman paling menyeramkan begitu saya meraih target saya adalah KESOMBONGAN. Saya sendiri sadar akan ancaman itu dan mulai khawatir dengan diri sendiri. Benar-benar gak berharap rasa sombong itu bisa merayap dalam diri saya, karena siapa pun tahu sombong itu tidak ada untungnya. Dibenci orang.
Tapi manusia mana yang tidak akan sombong begitu mendapatkan kemenangannya?
Foto di atas juga salah satu bentuk kesombongan saya. Tapi siapa yang mengerti kalau saya bilang, "Saya bukannya mau menyombongkan diri."
Begitu saya menang, berhasil, sukses, yang ada di pikiran orang-orang adalah "pasti nanti dia sombong." Tapi mau gimana lagi kalau memang itu pikiran orang lain? Saya juga punya harapan yang sama dengan orang lain, tidak menjadi sombong karena kemenangan yang diraih.
Mendapatkan kemenangan memanglah indah, tapi tak akan menjadi indah lagi jika sudah dihinggapi rasa sombong.
Rendah diri dan bersyukur memanglah indah, tapi melawan rasa sombong juga tidaklah mudah.
Kau tak akan pernah tahu sulitnya menerima kemenangan dan melawan rasa sombong di saat yang sama, sebelum kau sendiri yang mengalaminya.
Please understand. :')