Senin, 30 Juni 2014

Adhitya Dhani, Penyandang Cacat yang Humoris



Liburan sudah dimulai. Teman-teman mulai berpulangan ke kampung masing-masing. Dan saya…. Ya, hanya melewati liburan di bawah naungan home sweet home.

Minggu siang, hari yang membosankan kemarin. Saya membongkar laci meja tempat menyimpan DVD, berharap menemukan sesuatu yang bisa ditonton. Tapi alhasil, ternyata semua DVD film yang ada di laci itu sudah habis saya tonton. Akhirnya saya menyalakan televisi.

Saya menekan remote televisi itu dengan malas. Mulai dari channel nomor 1 sampai akhirnya saya berhenti di salah satu channel Indonesia, KompasTV. Ternyata ada acara Stand Up Comedy Indonesia (yang sepertinya merupakan siaran ulang). Saya pun memutuskan untuk menonton acara tersebut.

Saya mulai suka dengan Stand Up Comedy Indonesia (disingkat SUCI) sejak salah seorang teman saya menunjukkan video salah satu peserta SUCI yang bernama Dodit. Kemarin SUCI menayangkan sebuah cuplikan audisi salah satu peserta bernama Adhitya Dhani. Dari cuplikan tersebut, si Dhani dibantu oleh dua orang pria untuk bisa duduk di kursi yang telah disediakan.

Awalnya saya merasa heran, untuk apa dia dibantu? Dan setelah mendengar ia mengucapkan kalimat pertamanya, “Nama saya Dhani”, saya baru menyadari bahwa ia memiliki kekurangan fisik. Jujur saja selama ini saya sering melihat penyandang cacat yang sukses, entah itu menjadi atlet, pengusaha, atau bahkan motivator. Tapi saya belum pernah melihat penyandang cacat yang menjadi comedian. Saya pun mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai si Dhani ini.

Ketika tampil di panggung SUCI, ia duduk di atas kursi roda. Saya terpana mendengar “candaan” pertamanya. “Sejak kecil saya sudah memiliki kekurangan fisik. Teman-teman di sekolah sering menertawakan saya. Tapi sebenarnya jadi orang cacat itu enak loh. Coba saja sendiri kalau tidak percaya!”

Para penonton tertawa, saya juga. Sebenarnya saya lebih mengarah pada kagum daripada terhibur. Bagaimana bisa seorang penyandang cacat menggunakan kekurangannya itu sebagai bahan candaan untuk menghibur orang lain? Saya semakin terpana begitu ia melanjutkan omongannya. Berikut ini beberapa candaan yang ia sampaikan:

“Meskipun cacat, tapi saya sudah bisa mencari uang sendiri,” para penonton bertepuk tangan kagum, ia pun melanjutkan, “di dompet ayah saya.”

“Saya ini suka tawuran. Tapi teman-teman saya tidak pernah mau mengajak saya kalau tawuran. Sebenarnya orang-orang cacat seperti saya ini memegang peranan penting loh dalam tawuran, yaitu provokator. Lalu kalau orang tawuran itu kan biasanya lempar batu, nah saya lempar kursi roda. Habis dilempar, saya ngesot di bawah. Tapi saya masih bisa berteriak kepada lawan saya, ‘Ayo maju sini kalau berani! Bantu saya…’”

“Kalau tawuran itu ada dibagi menjadi beberapa tim. Ada tim pelempar batu, tim pemegang bambu, saya tim pengawas. Jadi kalau ada polisi datang, saya teriak pada teman-teman saya, ‘Woi ada polisi datang!’ lalu teman-teman saya lari, saya ditinggalin. Pak polisi menghampiri saya, ‘Dek, tadi disini ada tawuran ya?’ Lalu saya jawab, ‘Enggak, Pak. Tadi disini ada pengajian.’”

Sepanjang performance nya, ia menggunakan “cacat fisik” nya itu sebagai bahan candaan. Benar-benar luar biasa. Sering orang mengatakan, “Syukuri apa yang ada.” Memang benar. Banyak orang cacat yang sudah sukses mengatakan, “Meskipun memiliki kekurangan, kita tetap bisa sukses.”

Sebenarnya menurut saya, tidak logis kalau setiap orang cacat itu bisa menjadi atlet, pengusaha hebat, atau motivator. Tapi saya percaya, jika seorang penyandang cacat bisa memberikan kebahagiaan bagi orang lain, dia sudah sangat luar biasa. Kita, manusia yang “normal” sekalipun, belum tentu bisa menghibur orang seperti itu.

Seorang penyandang cacat saja bisa menerima kekurangannya dan terus tertawa menikmati hidup, bahkan menghibur orang lain. Kenapa kita yang tidak berkekurangan fisik apapun, tidak bisa melakukan itu?

Untuk Adhitya Dhani, empat jempol buat Anda. Meskipun (maaf) Anda memiliki kecacatan fisik, tapi Anda berhasil menghibur saya. Tidak hanya saya, tapi jutaan penonton di Indonesia. Anda telah membawakan kebahagiaan bagi kami. Terima kasih. Keep smiling!!

Berikut ini video audisi Adhit