Liburan sudah dimulai.
Teman-teman mulai berpulangan ke kampung masing-masing. Dan saya…. Ya, hanya
melewati liburan di bawah naungan home sweet home.
Minggu siang, hari yang
membosankan kemarin. Saya membongkar laci meja tempat menyimpan DVD, berharap
menemukan sesuatu yang bisa ditonton. Tapi alhasil, ternyata semua DVD film
yang ada di laci itu sudah habis saya tonton. Akhirnya saya menyalakan
televisi.
Saya menekan remote televisi
itu dengan malas. Mulai dari channel nomor 1 sampai akhirnya saya berhenti di
salah satu channel Indonesia, KompasTV. Ternyata ada acara Stand Up Comedy
Indonesia (yang sepertinya merupakan siaran ulang). Saya pun memutuskan untuk
menonton acara tersebut.
Saya mulai suka dengan Stand
Up Comedy Indonesia (disingkat SUCI) sejak salah seorang teman saya menunjukkan
video salah satu peserta SUCI yang bernama Dodit. Kemarin SUCI menayangkan
sebuah cuplikan audisi salah satu peserta bernama Adhitya Dhani. Dari cuplikan
tersebut, si Dhani dibantu oleh dua orang pria untuk bisa duduk di kursi yang
telah disediakan.
Awalnya saya merasa heran,
untuk apa dia dibantu? Dan setelah mendengar ia mengucapkan kalimat pertamanya,
“Nama saya Dhani”, saya baru menyadari bahwa ia memiliki kekurangan fisik.
Jujur saja selama ini saya sering melihat penyandang cacat yang sukses, entah
itu menjadi atlet, pengusaha, atau bahkan motivator. Tapi saya belum pernah
melihat penyandang cacat yang menjadi comedian. Saya pun mulai tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai si Dhani ini.
Ketika tampil di panggung
SUCI, ia duduk di atas kursi roda. Saya terpana mendengar “candaan” pertamanya.
“Sejak kecil saya sudah memiliki kekurangan fisik. Teman-teman di sekolah
sering menertawakan saya. Tapi sebenarnya jadi orang cacat itu enak loh. Coba
saja sendiri kalau tidak percaya!”
Para penonton tertawa, saya
juga. Sebenarnya saya lebih mengarah pada kagum daripada terhibur. Bagaimana
bisa seorang penyandang cacat menggunakan kekurangannya itu sebagai bahan candaan
untuk menghibur orang lain? Saya semakin terpana begitu ia melanjutkan
omongannya. Berikut ini beberapa candaan yang ia sampaikan:
“Meskipun cacat, tapi saya
sudah bisa mencari uang sendiri,” para penonton bertepuk tangan kagum, ia pun
melanjutkan, “di dompet ayah saya.”
“Saya ini suka tawuran. Tapi
teman-teman saya tidak pernah mau mengajak saya kalau tawuran. Sebenarnya
orang-orang cacat seperti saya ini memegang peranan penting loh dalam tawuran,
yaitu provokator. Lalu kalau orang tawuran itu kan biasanya lempar batu, nah
saya lempar kursi roda. Habis dilempar, saya ngesot di bawah. Tapi saya masih
bisa berteriak kepada lawan saya, ‘Ayo maju sini kalau berani! Bantu saya…’”
“Kalau tawuran itu ada
dibagi menjadi beberapa tim. Ada tim pelempar batu, tim pemegang bambu, saya
tim pengawas. Jadi kalau ada polisi datang, saya teriak pada teman-teman saya,
‘Woi ada polisi datang!’ lalu teman-teman saya lari, saya ditinggalin. Pak
polisi menghampiri saya, ‘Dek, tadi disini ada tawuran ya?’ Lalu saya jawab,
‘Enggak, Pak. Tadi disini ada pengajian.’”
Sepanjang performance nya,
ia menggunakan “cacat fisik” nya itu sebagai bahan candaan. Benar-benar luar
biasa. Sering orang mengatakan, “Syukuri apa yang ada.” Memang benar. Banyak
orang cacat yang sudah sukses mengatakan, “Meskipun memiliki kekurangan, kita
tetap bisa sukses.”
Sebenarnya menurut saya,
tidak logis kalau setiap orang cacat itu bisa menjadi atlet, pengusaha hebat,
atau motivator. Tapi saya percaya, jika seorang penyandang cacat bisa memberikan
kebahagiaan bagi orang lain, dia sudah sangat luar biasa. Kita, manusia yang
“normal” sekalipun, belum tentu bisa menghibur orang seperti itu.
Seorang penyandang cacat
saja bisa menerima kekurangannya dan terus tertawa menikmati hidup, bahkan
menghibur orang lain. Kenapa kita yang tidak berkekurangan fisik apapun, tidak
bisa melakukan itu?
Untuk Adhitya Dhani, empat
jempol buat Anda. Meskipun (maaf) Anda memiliki kecacatan fisik, tapi Anda
berhasil menghibur saya. Tidak hanya saya, tapi jutaan penonton di Indonesia.
Anda telah membawakan kebahagiaan bagi kami. Terima kasih. Keep smiling!!
Berikut ini video audisi Adhit