Beliau terkenal dengan kalimat itu. Bu Andri (alm.) , guru SMK Kartini yang paling ceria dan selalu tertawa. Setiap kali beliau memberikan soal ulangan atau latihan, selalu saja dengan kalimat itu. Beliau adalah guru bidang Kewirausahaan (KWU), pelajaran yang bagi kebanyakan murid adalah pelajaran sulit yang membosankan. Tapi karena kehadirannya sebagai guru pembimbing KWU, mampu membuat suasana mejadi lebih hidup dan ceria. Membuat kebanyakan murid yang tidak menyukai pelajaran KWU menjadi bersemangat ketika pelajaran KWU.
Hari ini saya membuat post ini sebagai tanda saya menghormati beliau, guru yang mengajari kami banyak moral kehidupan. Saya tidak tahu banyak tetang beliau, tetapi hanya ini yang bisa saya bagikan disini.
Sudah beberapa minggu beliau dirawat di rumah sakit karena pembuluh darah di otaknya yang pecah akibat terjatuh. Kami cukup terkejut dengan berita itu. Kami berdoa. Berharap beliau dapat sembuh secepatnya, semoga beliau diberi kemudahan melewati cobaan ini. Banyak murid yang pergi menjenguknya, guru-guru pun senantiasa memberinya dukungan. Bahkan beberapa alumni dari SMK Kartini pergi menjenguknya dan memberinya support. Sayangnya, saya tidak sempat pergi menjenguknya.
Mendengar kabar dari teman-teman, katanya beliau dioperasi. Seperti pasien yang menjalani operasi kepala pada umumnya, beliau mengalami kerontokan rambut, beliau menjadi lemah. Tapi lemah secara fisik, saya percaya beliau tidak menjadi lemah jiwanya karena ini. Beliau selalu tersenyum dan berbagi canda tawa dengan semua orang, saya yakin beliau adalah orang yang kuat.
Kami terus berdoa dan memberi dukungan kepada beliau. Tapi sebuah berita buruk menghampiri kami pagi tadi. Beliau meninggal tadi subuh. Kami semua terkejut, sedih.
Pagi-pagi tiba di sekolah, jam 7, kami semua diminta untuk berkumpul. Salah seorang guru kami mengumumkan berita duka ini. Guru kami itu pun tak kuat menahan air matanya. Banyak guru yang menangis, banyak juga murid yang ikut menangis. Sampai sekarang, saya masih terbayang-bayang wajah beliau.
Saya ingat ketika pertama kali saya remedial dengan beliau. Waktu itu saya mencari beliau ke kantor, meminta waktunya sebentar untuk menuntaskan nilai saya. Beliau dengan senang hati melayani saya (dan beberapa murid lain). Setelah menjalani remedial, nilai saya tuntas. Dan ketika saya mencarinya untuk menanyakan apakah nilai saya tuntas, beliau tersenyum dan mengangguk. Beliau berkata, "Jangan remed lagi ya."
Saya juga ingat ketika beliau mengajar di kelas. Beliau selalu memanggil murid perempuan "Non" dan murid laki-laki "Mas". Beliau adalah guru yang sangat unik. Berbeda dari yang lain. Cara bicara beliau sangat cepat. Beliau mengajari kami bagaimana menjadi manusia yang sukses, bagaimana mengambil resiko, bagaimana menjadi entrepreneur yang baik.
Bab terakhir yang saya pelajari dengan dia adalah mengenai Membangun Komitmen. Saya ingat sekali terakhir kali beliau masuk ke kelas kami untuk mengajari kami Bab tersebut. Karena waktu itu dia mengatakan kalimat ini yang membuat saya sangat termotivasi:
"Sebagai wirausaha, kita perlu memiliki komitmen.
Dan kalian sebagai murid di sini juga harus memiliki komitmen.
Misalnya saja komitmen untuk tidak remedial lagi.
Katakan pada diri sendiri, 'oh, saya sudah pernah remedial dengan guru itu,
saya sudah merasakannya. Maka saya jangan pernah remedial lagi.'
Milikilah komitmen. Janji pada diri sendiri. Karena hidup ini butuh komitmen."
Rest In Peace, our cheerful teacher, Bu Andri. O:')